Kisah Abu Bakar Ashidiq

السّلام عليكم
Sahabat blog, kali ini saya akan membahas kisah khalifah ar-rosydin yang pertama dalam sejarah islam, yaitu sayidina abu bakar radhiyallohu'anhu, amiin..

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Kuhafa bin Amir bin Amru bin Kilab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr Al-Quraisy At Taimi radhiyallohu,anhu.
Nasabnya bertemu dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay. Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- yang telah menemani Rasul sejak awal diutus menjadi rasul, bahkan Abu Bakar adalah rekan
seperdagangan Rasul saat rsul melakukan perdagangan untuk yang kedua kalinya ke negeri syam saat usianya mencapai 13 tahun. beliau termasuk assabiqual awwaluun (orang yang pertama kali masuk islam). Abu Bakar memiliki julukan "ash-shidiq" dan "atiq".



Sebagian Riwayat menyebutkan bahwa Abu Bakar dijuluki "ash-shidiq" karena ketika terjadi isra' mi'raj orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkannya.

Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-qur'an surah at-taubah ayat 40 yang brbunyi:

ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ...

"...sedang Dia adalah seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, diwaktu dia berkata kepada sahabatnya: jangan lah kamu berduka cita, sesungguhnya allah bersama kita." (QS At-Taubah: 40)

'Aiyah, Bu Sa'id dan Ibu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan: Abu Bakarlah yang mengiringi nabi dalam gua tersebut."

Allah juga berfirman, yang berbunyi:

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ 

 "Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (QS Az-Zumar: 33)

Al-Imam Adz-Dzahabi setelah membawa ayat ini dalam kitabya Al-Kabaa'ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja'far Shadiq berujar:
"Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang membawa kebenaran adalah Rsulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimewaan yang melebihi keistimewaanya ditengah para sahabat?"

Dari Amru bin Al-Ash Radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil:
"Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya "siapa manusia yang paling engkau cintai?" beliau bersabda: 'Aisyah" aku berkata: 'kalau dari laki-laki?" beliau menjawab: "ayahnya (Abu Bakar)" aku berkata, "lalu siapa?" beliau menjawab "umar" lalu menyebutkan beberapa nama laki-laki." (HR Bukhari dan Muslim)

"Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaiman dDia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya, dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa'id radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar lalu berkata:
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dan apa yang di sisi-Nya, maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya"
lalu Abu Bakar menangis dan menangis, lalu berkata: 
"ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu" Abu Sa'id berkata: "yang dimaksud hamnba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami." 
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya oang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar, andaikan aku boleh mengambil kekasih (dalam riwayat lainditambahkan "selain Rabb-ku"), niscaya aku akan mengambi Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah peraudaraan dalam Islam. Tidak ada pintu di dalam masjid kecuali telah ditutup, kecuali pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka)." (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda: 'sesungguhnya Allah  telah  mengutusku kepada kaliaan semua, namun kalilan berkata "kamu adalah pendusta" sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan)sahabatku?" Rasulullah mengucaplan kalimat itul 2 kali. sejak itu AbuBakar tak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin). (HR Bukhari)

Masa Kekhalifahan

Dalam riwayat Al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu'anha bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah sunh. beliau turun dari hewan tungganganya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorangpun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke rumah Aisyah, Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakarpun menangis kemudian berkata: "demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu, adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau telah meninggal." kemudian Abu Bakar keluardan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang , maka Abu Bakar berkata: "duduklah wahai Umar!" Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata: "Amma ba'du, barang siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. kalau kalian menyembah Allah, maka Allah maha hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,. sungguh telah berlalu sebelumnyla beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersykur." (QS Ali Imran: 144)

Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata: "demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat iani sampai Abu Bakar telah membacakannya. maka semua oarng meneriam ayat Al-qur'an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya."

Sa'id bin Musayyab rahimahullah berkata: bahwa Umar ketika itu berkata: 
"Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kekakiku hingga aku tertunduk ke tanah ketika Abu Bakar membacanya. kini Aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal."

Dalam riwayat Al-Bukhari lainnya Umar berkata: 
"maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah" mereka berkata : "Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!" maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : 
"Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya" Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : "Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri." 
Habbab bin al-Mundzir menanggapi : "Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin." Abu Bakar menjawab : "Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh."Maka Umar menyela : "Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah." Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : "kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah)." Maka Umar berkata : "Allah yang telah membunuhnya." (Riwayat Bukhari)

Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : 

"sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami." 
Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : "tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam." Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.

Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : "ini putramu (telah datang)!"

Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : "wahai ayahku, janganlah anda berdiri!" Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.

Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : "Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!" mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : "wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!" Abu Bakar berkata : "Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah." Lalu Abu Bakar berkata : "Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?" 

Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.

Wafatnya

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.


Sekian informasi dari saya,
semoga bermanfaat



والسّلام Sumber :

Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir. - Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah -Al-Kabaa`ir karya Adz-Dzahabi.
Title : Kisah Abu Bakar Ashidiq
Description : السّلام عليكم Sahabat blog, kali ini saya akan membahas kisah khalifah ar-rosydin yang pertama dalam sejarah islam, yaitu sayidina abu ba...

0 Response to "Kisah Abu Bakar Ashidiq"

Posting Komentar